Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah melihat munculnya jenis baru aktivis – peretas online. Orang -orang ini, yang sering beroperasi di bawah moniker Laskar89, telah menjadi berita utama untuk serangan cyber mereka di situs web pemerintah, perusahaan, dan organisasi lainnya. Tetapi siapa peretas misterius ini, dan apa yang memotivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan seperti itu?
Laskar89 pertama kali mendapat ketenaran pada tahun 2018 ketika mereka meretas ke situs web Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia, meninggalkan pesan yang mengkritik pemerintah karena penanganan berbagai masalah, termasuk korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia. Sejak itu, kelompok ini telah melakukan banyak serangan cyber lainnya, yang menargetkan berbagai entitas, dari bank ke outlet media.
Salah satu motivasi utama di balik kegiatan Laskar89 adalah keinginan untuk meminta pertanggungjawaban yang berkuasa atas tindakan mereka. Kelompok ini melihat dirinya sebagai kekuatan untuk keadilan, menggunakan keterampilan mereka dalam meretas untuk mengekspos korupsi dan kesalahan lainnya. Di negara di mana korupsi merajalela dan pemerintah sering dituduh menutup mata terhadap nasib warganya, tindakan Laskar89 telah menyentuh banyak orang Indonesia yang merasa frustrasi dengan status quo.
Namun, tidak semua orang melihat Laskar89 secara positif. Beberapa kritikus berpendapat bahwa metode mereka ilegal dan tidak etis, dan bahwa mereka hanya menggunakan keterampilan peretasan mereka untuk memajukan agenda mereka sendiri. Ada juga kekhawatiran tentang potensi konsekuensi negatif dari tindakan mereka, seperti gangguan layanan penting atau bocor informasi sensitif.
Terlepas dari kritik ini, Laskar89 terus beroperasi dan melakukan serangan cyber, dengan beberapa anggota bahkan mengklaim bahwa mereka mendapat dukungan dari rakyat Indonesia. Kegiatan kelompok ini telah memicu perdebatan tentang peran peretasan dalam masyarakat modern dan batas -batas aktivisme online.
Ketika pemerintah Indonesia dan lembaga penegak hukum mencoba menindak Laskar89 dan kelompok -kelompok peretas lainnya, misteri seputar identitas dan motivasi mereka hanya semakin dalam. Sementara beberapa orang melihat mereka sebagai pahlawan yang berjuang untuk keadilan, yang lain memandang mereka sebagai pembuat onar yang sembrono yang menempatkan orang yang tidak bersalah dalam risiko.
Pada akhirnya, kebangkitan Laskar89 dan peretas online lainnya di Indonesia menimbulkan pertanyaan penting tentang kekuatan Internet untuk membawa perubahan sosial, dan implikasi etis menggunakan peretasan sebagai alat untuk aktivisme. Hanya waktu yang akan menceritakan bagaimana cerita ini terungkap, tetapi satu hal yang pasti – usia aktivis online ada di sini untuk tinggal.